Sabtu, 07 September 2013

Membangun Keluarga yang Sakinah, Mawadah, dan Warahmah


Materi ini saya dapatkan pada saat Talk Sow Ramadhan  bersama Ustadz Mulyadi.
Sakinah              : Ketenangan
Mawadah           : Gairah
Warahmah          : dan Kasih Sayang
Beberapa Tips Membangun Keluarga yang Sakinah, Mawadah, dan Warahmah diantaranya:
1.       Berkomitmen
2.       Harus punya harapan yang realistis
Dalam arti, keinginan &  harapan suami, dan keinginan & harapan istri, Rubah harapan sesuai kenyataan
3.       Syukur
Ingat cerita umar bin Khattab, istrinya, dan sahabatnya. 

Saat itu ada seorang sahabat yang hendak melaporkan kelakuan istrinya yang kasar terhadapnya kepada Khalifah Umar. Dia ingin mendapatkan saran dari beliau dalam menghadapi istrinya. Lalu pergilah sahabat tersebut menuju rumah Khalifah Umar. Khalifah Umar bin Khottob ra. adalah seorang pemimpin umat Islam yang sangat zuhud, beliau tidak suka menumpuk harta dan lebih suka hidup sederhana. Tempat kediamannya tidak pantas disebut istana meski beliau adalah seorang kepala negara. Ketika sampai di depan rumah Khalifah Umar dia berhenti. Sahabat itu mendengar dari luar jika Khalifah Umar sedang dimarahi oleh istri beliau, sedangkan beliau hanya diam. Sahabat itu lalu berfikir, ”Kalau Khalifah Umar saja diam saat dimarahi istrinya, apa yang bisa disarankan dia untukku?”. Akhirnya dia berniat pulang dan tidak jadi meminta pendapat beliau. Selang beberapa langkah, dia dipanggil oleh Khalifah Umar, ”Wahai Fulan, engkau telah sampai di depan rumahku, mengapa engkau hendak kembali lagi?”. Mendengar pangilan Khalifah Umar, sahabat tersebut menghampiri beliau dan berkata, ”Maafkan wahai ’Amirul Mukminin, tadi aku hendak melaporkan kelakuan istriku yang kasar terhadapku. Tapi ternyata kulihat engkau diam saja ketika dimarahi istrimu, jadi kufikir apa saran yang bisa kudapat darimu?” jawab sahabat.”Kenapa aku diam saja ketika istriku marah padaku, itu karena aku menghormatinya. Aku mengalah dan membiarkannya memarahiku karena dia telah banyak membantuku. Dia yang mengurus aku dan rumahku, mencucikan baju untukku, membuatkan roti untukku, memasak untukku, dan pekerjaan lain; sementara semua itu tidak pernah kuperintahkan padanya. Jadi sudah sepantasnya aku memuliakannya.” jelas Khalifah Umar. Sahabat itu akhirnya mengerti dan kembali kepada istrinya dengan hati yang tenang. 
4.       Harus Luwes
Kesediaan suami istri untuk toleransi terhadap yang berbeda dengan pasangannya baik sikap, minat ataupun kebiasaan.
5.       Kepandaian Komunikasi
Memiliki kemampuan memberi dan menerima pendapat
6.       Komunikasi
Pandailah membaca apa yang diungkapkan bahasa tubuh tidak hanya bahasa lisan
Komunikasi verbal dan non verbal
7.       Kemampuan menyikapi saling pendapat dan sengketa dengan baik
Sengketa adalah hal yang tidak dapat dihindari dalam perkawinan karena itu dibutuhkan seni bertengkar yang baik. Seni bertengkar yang baik itu diantaranya:
Jangan membawa kebiasaan buruk
Jangan menyinggung keluarga dan keyakinan
Hindari menyebut latar belakang sosial
Menemukan cara efektif meredam pertengkaran
8.       Sisihkan waktu untuk berduaan
Pada pasangan yang awet mereka selalu menyediakan waktu untuk berduaan tanpa hadirnya anak-anak. Contoh : untuk curhat, dialog.
9.       Hubungan seksual Tetap dilakukan dengan penuh kesadaran bahwa hal itu adalah hubungan komunikasi yang paling intim, karena itu adalah ibadah
10.   Memiliki kemampuan menghadapi berbagai kesulitan