Dikutip
dari Buku istikharah ala Rasulullah karya Dadang Khaerudin (Ketua divisi
pembinaan Umat yayasan Percikan Iman)
Empat
hal yang harus kita pahami bersama sebelum melaksanakan istikharah. Diantaranya
:
1. Meluruskan
niat
2. Membersihkan
hati semaksimal mungkin dari segala kecenderungan pada salah satu pilihan yang
dipintakan
3. Melaksankan
istikharah sesuai tuntunan yang digariskan Allah dan Rasul-Nya
4. Bersabar
atas keterlambatan petunjuk/ jawaban istikharah atau penerimaan tidak sesuai
dengan kecenderungan hati. Laksanakanlah tanpa kenal putus asa.
Rasulullah
Saw bersabda yang artinya:
“Tidak akan menyesal siapapun yang
beristikharah kepada Allah dan bermusyawarah dengan manusia serta mempunyai
ketetapan hati dalam urusannya.” (HR.Al-Jamma’ah)
Cara
meminta pilihan kepada allah Swt dapat dilakukan dengan dua cara :
1. Dengan
do’a saja
2. Dengan
dua rakaat shalat lalu dilanjutkan dengan do’a
Adapun do’a istikharah
yang diajarkan oleh Rasulullah Saw (Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu anhu) adalah sebagai berikut : ((اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ، وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ. اَللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ -وَيُسَمَّى حَاجَتَهُ- خَيْرٌ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ -أَوْ قَالَ: عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ- فَاقْدُرْهُ لِيْ وَيَسِّرْهُ لِيْ ثُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْهِ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ شَرٌّ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ -أَوْ قَالَ: عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ- فَاصْرِفْهُ عَنِّيْ وَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاقْدُرْ لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِيْ بِهِ))
Artinya
:
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon
pilihan (yang tepat) kepada Engkau dengan ilmu (yang ada pada) –Mu, dan aku
memohon kekuasaan-Mu untuk menyelesaikan (urusanku) dengan kodratMu. Dan aku
memohon kepada-Mu sebagian karuniaMu yang agung, karena sesungguhnya Engkau
Maha Kuasa, sedangkan aku tidak berkuasa, dan Engkau Maha Tahu sedangkan aku
tidak tahu, dan Engkau Maha Mengetahui perkara yang gaib. Ya allah sekiranya
engkau tahu bahwa urusan ini lebih baik untuk diriku, agamaku, dan kehidupanku
serta (lebih baik pula) akibatnya (didunia dan akhirat), maka takdirkanlah dan
mudahkanlah urusan ini bagiku kemudian berkahilah aku dalam urusan ini. Dan
sekiranya Engkau tahu bahwa urusan ini lebih buruk untuk diriku, agamaku, kehidupanku
serta (lebih buruk pula) akibatnya (didunia dan akhirat), maka jauhkanlah
urusan ini darik , dan jauhkanlah aku dari urusan ini dan takdirkanlah kebaikan
untuku dimanapun, kemudian jadikanlah aku ridha menerimanya.” (HR. Bukhari)
Dalam
hadits yang memuat do’a istikharah ini, disebutkan pada bahwa setelah do’a tersebut
selesai dibacakan, rasulullah kemudian menutup sabdanya dengan mengatakan :
“Dan kemudian sebutlah urusan yang
menjadi kebutuhannya (permintaannya).”
Misal
dalam urusan calon pasangan, kita boleh mengutarakannya sebagai berikut :
“Ya Allah aku memohon kepadaMu agar
Engkau menunujukkan kepadaku dari dua calon pasanganku ini yang terbaik bagi
agama dan hidupku untuk dunia dan akhiratku. Jika si A yang terbaik, mka
kumohon tunjukkanlah ia padaku dan jadikanlah hatiku semakin cenderung
kepadanya. Jika si B yang lebih baik bagiki , tunjukkanlah padaku dengan
kuasaMu bahwa si B lah yang terbaik untukku. Kuatkanlah hatiku untuknya.
Ya Allah jika ternyata dari kedua
calon pasanganku ini tidak ada yang baik bagiku, hidup dan agamaku, dunia, dan
akhiratku, maka tunjukkanlah padaku dengan kuasaMu bahwa diluar sana ada yang
lebih baik bagiku. Hilangkanlah kecenderunganku pada keduanya. Ampunilah aku
dan jadikanlahaku termasuk golongan hamba-hamba-Mu yang shaleh.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar