Menjadi Guru yang Profesional
Ada pepatah yang
mengatakan, “ Guru digugu dan ditiru.” Artinya, seorang guru dipercaya dan
menjadi teladan atau contoh bagi muridnya. Apapun yang dibicarakan dan dilakukan
oleh seorang guru, apalagi memang diperintahkan, kemungkinan besar akan diikuti
oleh muridnya. Bahkan, muridnya bisa mengembangkan lebih jauh dibandingkan
gurunya. Sehingga, tidak heran jika ada pepatah lain yang mengatakan, “Guru
kencing berdiri, murid kencing berlari.”
Pepatah yang
terakhir menggambarkan bahwa murid melakukan peniruan tingkah laku dari seoang
guru yang kurang sopan dalam kacamata etika. Murid menirunya dan bertingkah
laku yang lebih tidak sopan. Misalnya, gurunya hanya kencing berdiri, namun
muridnya semakin mengembangkan menjadi kencing sambil berlari. Oleh karena itu,
tingkah laku kurang sopan sangat tidak pantas dilakukan seorang guru karena
sangat berbahaya jika ditiru dan dikembangkan oleh muridnya. Tidak ada
persoalan jika murid meniru dan mengembangkan keilmuan yang dimiliki oleh
gurunya. Bahkan merupakan sebuah keharusan, seperti penemuan atau pemikiran
guru dibidang fisika, kemudian dikembangkan oleh murid melebihi penemuan dan pemikiran
gurunya. Demikian juga, berkenaan dengan etika yang baik, murid harus
menirunya.
Sehubungan dengan
itu dapat disimpulkan secara sederhana bahwa guru merupakan sumber ide,
pengetahuan, nilai, kultur muridnya. Artinya, seorang guru dalam pendidikan berkonstribusi
untuk meningkatkan sumber daya manusia(SDM), selain buku yang berkualitas dan
sarana gedung.
Konstribusi
seorang guru tidak hanya dirasakan oleh segelintir murid didalam kelas. Namun,
konstribusinya juga dapat dirasakandalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Bahkan diseluruh dunia segala sesuatu yang diperoleh murid dari gurunya, baik
secara langsung ataupun tidak, mungkin dipraktikkan dalam kehidupannya.
Oleh karena itu,
guru dituntu harus profesional meningat peran guru yang begitu besar dalam
kehidupan masyarakat. Guru profesional adalah guru yang mampu meminimalisir
kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi dalam kegiatan belajar mengajar.
Secara konkret,
keprofesionalan seorang guru dapat dilihat dari keberhasilan muridnya dalam
proses belajar mengajar. Oleh karena itu, keberhasilan seorang guru juga dapat
diukur dari keberhasilan muridnya. Seorang guru tidak punya nilai apa-apa jika muridnya tidak meraih hasil dari proses
belajar mengajar, baik disekolah maupun dalam kehidupan bermasyarkat, yang
dibuktikan dengan prestasi dan peran pentingnya dalam kehidupan bermasyarkat.
Faktor ketidakberhasilan guru dapat disebabkan oleh berbagai hal. Diantaranya
ialah sarana dan prasarana pendidikan yang kurang memadai kesahteraan guru
kurang diperhatikan, dan tidak adanya hubungan antara wali murid atau orang tua
murid dengan guru sehingga tidak ada kesinambungan proses belajar mengajar
disekolah dan rumah.
Selanjutnya
faktor yang paling dominan yang menyebabkan ketidakberhasilan guru adalah
kesalahan- kesalahan fatal , baik disengaja maupun tidak yang dilakukan saat
kegiatan belajar mengajar. Misalnya berkomunikasi tidak efektif, membantu
menjawab soal ujian, tidak mengikuti perkembangan zaman, dan lain-lain.
Sementara itu,
faktor yang berkaitan dengan sarana dan prasarana, serta gaji guru bisa
dieliminasi, sebagaimana yang dicontohkandalam film “Laskar Pelangi”. Oleh karena
itu, semangat dan prestasi belajar murid disekolah tidak favorit sama
dengan semangat dan prestasi belajar
murid disekolah tidak favorit. Ini merupakan manifestasi dan bukti dari
keberhasilan seorang guru profesionalyang tidak tergantung sepenuhnya pada
sarana dan prasarana maupun kesejahteraan dirinya. Walaupun demikian, sarana
dan prasaranserta masalah kesejahteraan guru tetap menjadi harapan besar untuk
semakin menunjang keberhasilannya.
Sehubungan dengan
itu, sekolah yang lengkap dari segi sarana dan prasarana akan semakin baik jika
ditunjang dengan guru-guru yang profesional. Apa artinya gedung sekolah yang
mewah, instrumen belajar mengajar yang lengkap, dan administrasi yang bagus,
bila tidak ada guru profesional didalamnya? Lebih parah lagi, apa jadinya jika
sekolah yang sarana dan prasarananya kurang memadai, tetapi masih ditambah
dengan guru yang tidak profesional?
Patut untuk
diakui, tidak ada manusia yang tidak pernah berbuat kesalahan dalam menjalankan
profesi apa pun, termasuk berprofesi sebagai guru. Namun, dengan mengenali dab
memahami berbagai kesalahan paling fatal yang dilakukan oleh gutu, diharpkan
seorang guru dapat berusaha menhgindari atau paling tidak meminimalisir
kesalahan-kesalahan yang bisa muncul selama kegiatan belajar mengajar sehingga status
guru profesional yang dicita-citakan dapat diraih oleh guru, serta menghadirkan
kesuksesan bagi guru dan muridnya.
Berikut 25
Ragam
Kesalahan Guru dalam Belajar Mengajar yang dikutip dari buku karya Masykur Arif
Rahman :
1. Duduk
diatas meja ketika mengajar
2. Mengajar
sambil merokok
3. Mengajar
sembari makan
4. Mengajar
sembari bermain handphone
5. Tidur
saat mengajar
6. Menganggap
diri paling pandai
7. Mengajar
secara monoton
8. Tidak
disiplin
9. Sering
bolos
10. Komunikasi
tidak efektif
11. Berpakaian
tidak rapi
12. Tidak
melakukan evaluasi
13. Membiarkan
murid saling mencontek
14. Membocorkan
rahasia ujian
15. Mengubah
perolehan nilai murid
16. Membuat
soal ujian yang tidak diajarkan
17. Mengajarkan
permusuhan dan kebencian
18. Mengajarkan
porno
19. Melakukan
pelecehan seksual
20. Tidak
peduli dengan presensi murid
21. Diskriminatif
22. Tidak
mempertahankan perbedaan individual
23. Tidak
bisa mengoperasikan media pembelajaran
24. Mengajar
di luar bidang
25. Tidak
mengikuti perkembangan zaman
Sumber : Kesalahan-Kesalahan Fatal yang Paling Sering Dilakukan Guru dalam Kegiatan Belajar -Mengajar karya Masykur Arif Rahman (2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar